ODHA adalah orang dengan (Human Immunodeficiency Virus) atau virus yang menyerang sistem imunitas tubuh sehingga menyebabkan kondisi yang disebut dengan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), yaitu sindrom (kumpulan gejala penyakit) akibat menurunnya sistem imunitas tubuh. Program Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk HIV/AIDS memiliki target dunia 2020 yang disebut 90-90-90: 90% ODHA mengetahui statusnya, 90% ODHA mendapatkan terapi antiretroviral (ARV) secara berkelanjutan, dan 90% ODHA yang sudah mendapatkan terapi ARV kadar virus di tubuhnya sudah tersupresi. Salah satu hal yang penting untuk mencapai target ini adalah stop stigma pada ODHA.
Uncategorized
Setiap tanggal 10 Oktober diadakan peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Kesehatan jiwa adalah salah satu bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan. Hampir satu miliar orang hidup dengan masalah kejiwaan (IHME, 2018), tiga juta orang meninggal setiap tahun akibat penggunaan alkohol yang berbahaya, dan satu orang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri (WHO, 2018). Saat ini, miliaran orang di seluruh dunia telah terpengaruh oleh pandemi COVID-19, yang berdampak lebih jauh pada kesehatan jiwa masyarakat.
Gerakan Rumah Bebas Asap Rokok (RBAR) yang diinisiasi oleh Proyek Quit Tobacco Indonesia (QTI) di bawah Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan dan Pusat Bioetika dan Humaniora Kesehatan FK-KMK UGM pada tahun 2009 membawa manfaat yang begitu besar terutama dalam memberikan perlindungan terhadap perokok pasif dan mendukung tercapainya salah satu indikator PHBS. Saat ini kegiatan tersebut sudah masuk sebagai salah satu program pemerintah khususnya Dinas Kesehatan. Pada tahun 2009 QTI menginisiasi 4 RW sebagai percontohan kegiatan RBAR dan hingga saat ini sudah berkembang menjadi lebih dari 230 RW yang sudah mendeklarasikan RW dengan RBAR. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya gerakan ini untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayahnya. Di Yogyakarta, kegiatan ini juga sudah dikembangkan oleh 4 Kabupaten lain, dimana lingkup kegiatan ada yang di tingkat RT dan ada juga di tingkat pedukuhan. Selain di Yogyakarta, kegiatan ini juga sudah banyak dikembangkan di kota dan kabupaten lain di Indonesia.