• UGM
  • IT Center
  • FKKMK
Universitas Gadjah Mada PUSAT PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • Beranda
  • Profil
    • Visi Misi
    • Struktur Organisasi
    • Kompetensi
    • Spesifikasi
  • Kegiatan
    • Penelitian
    • Pelatihan
    • Pengabdian Masyarakat
    • Pengembangan Keilmuan
  • Publikasi
  • Media
  • Dokumen
    • Pedoman/Panduan
    • Policy Brief
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

syafriani

Mengenal Jenis-Jenis Masker

Berita TerbaruCOVID-19Umum Monday, 14 September 2020

Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker selama beraktivitas di luar rumah. Namun, jenis masker apakah yang harus kita gunakan? Apakah masker yang biasa kita gunakan sudah cocok dengan kita dan sudah efektif? Mari kita mengenal jenis-jenis masker.

1. Masker kain

Masker kain adalah masker yang dianjurkan pemerintah untuk digunakan oleh masyarakat umum. Masker kain yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization) bukan sembarang satu lapis kain yang dijadikan masker melainkan masker yang tersusun oleh tiga lapisan sebagai berikut:

  1. Lapisan paling dalam yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap air (seperti katun atau campuran katun);
  2. Lapisan tengah kedap air yang terbuat dari bahan tanpa tenun sintetis seperti polipropilena atau lapisan katun yang dapat meningkatkan penyaringan atau menahan droplet (percikan cairan yang keluar saat batuk atau bersin).
  3. Lapisan terluar yang terbuat dari bahan kedap air (seperti polipropilena, poliester, atau campuran keduanya) yang dapat membatasi kontaminasi dari luar yang menembus ke dalam hidung dan mulut pemakai

Apabila bahan dan jumlah lapisan tepat sesuai dengan rekomendasi, masker kain ini dapat menyaring udara sebesar 60%. Karena kemampuan menyaringnya tidak sebaik masker bedah apalagi N95, penggunaan masker ini hanya untuk masyarakat umum yang sehat dan bukan untuk tenaga medis yang sering bertemu dengan orang sakit. Masyarakat umum yang menggunakan masker kain ini juga harus mengombinasikan penggunaan masker ini dengan menjaga jarak serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Kelebihan masker kain ini dibandingkan dengan jenis masker yang lain adalah masker ini dapat dicuci kemudian dapat digunakan kembali. Masker kain dapat digunakan selama 3-4 jam kemudian harus dicuci. Pencucian masker ini menggunakan air hangat dan deterjen.

2. Masker bedah

Masker bedah diprioritaskan untuk digunakan oleh orang sakit dan tenaga medis. Tenaga medis walaupun sehat-sehat saja diprioritaskan untuk menggunakan masker bedah karena sering terpapar dari pasien. Masker bedah ini memiliki kemampuan menyaring udara lebih baik daripada masker kain. Namun, masker ini tidak bisa dicuci untuk digunakan kembali.
Apabila sudah basah atau kotor, maka harus dibuang dan lebih baik disobek terlebih dahulu agar tidak ada yang menggunakan kembali.

3. Masker N95

Masker N95, sesuai dengan namanya, menyaring udara sebesar 95%. Masker ini digunakan oleh tenaga medis yang melakukan tindakan berisiko tinggi untuk tertular virus, seperti memasang alat bantu napas pada pasien Covid-19 yang mengalami gagal napas. Masker ini harganya lebih mahal dibandingkan dengan jenis masker yang lain.

Daftar Pustaka

  • www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-mengenai-penggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june-20.pdf diakses pada 3 September 2020
  • Chua MH, Cheng W, Goh SS, et al. Face Masks in the New COVID-19 Normal: Materials, Testing, and Perspectives. Research (Wash D C). 2020;2020:7286735. Published 2020 Aug7. doi:10.34133/2020/7286735

Bagaimana Cara Menggunakan Masker yang Benar?

Berita TerbaruUmum Thursday, 10 September 2020

Belum semua masyarakat mengetahui cara menggunakan masker yang benar. Sebagai contoh, masih ditemukan masyarakat yang menyentuh bagian luar dan dalam masker saat menggunakan dan melepas masker. Hal ini kurang tepat karena bagian tersebut kemungkinan besar sudah terkontaminasi oleh droplet yang bisa menyebarkan virus. Apabila disentuh oleh tangan, maka tangan dapat menyebarkan droplet tersebut ke berbagai tempat/bagian tubuh.

Yuk, kita belajar tentang cara menggunakan masker yang benar.

Cara penggunaan:

  1. Pastikan masker yang digunakan masih bersih, steril, tidak berlubang, dan tidak robek
  2. Satu masker hanya boleh digunakan oleh satu orang lain. Tidak boleh ada pertukaran masker
  3. Sebelum menggunakan masker, bersihkan tangan terlebih dahulu. Jika memungkinkan, lebih baik cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun secara 6 langkah. Jika keadaan tidak memungkinkan, maka gunakan hand sanitizer
  4. Pastikan bagian depan masker menghadap keluar dan tidak terbalik
  5. Memasang masker menggunakan tali atau ikatan yang ada pada masker
  6. Hindari memegang bagian luar dan dalam masker
  7. Setelah masker dipasang, gunakan ujung jari untuk menjepit ujung atas masker yang bisa ditekuk
  8. Pastikan masker menutupi seluruh hidung dan mulut, sehingga ujung bawah masker berada di bawah dagu
  9. Masker kain maksimal digunakan selama 3-4 jam. Jika sudah lebih dari itu atau terasa basah, segera ganti masker kain tersebut dan dicuci.
  10. Masker medis hanya digunakan sekali pakai

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan masker:

  1. Jangan menaruh masker di leher walaupun hanya ingin sementara melepaskan masker. Menaruh masker di leher akan menyebarkan kontaminasi infeksi dari masker ke leher
  2. Hindari menyentuh wajah dan masker
  3. Apabila tangan menyentuh wajah dan masker, baik sengaja maupun tidak, segera mencuci tangan

Cara melepas masker:

  1. Hindari menyentuh bagian dalam maupun luar masker karena bagian tersebut kemungkinan besar sudah terkontaminasi oleh bersin dan batuk Anda. Jika menyentuhnya, segeralah mencuci tangan
  2. Lepas masker dengan memegang bagian tali secara perlahan
  3. Cuci tangan setelah melepas masker

Cara mencuci masker:

  1. Masker yang boleh dicuci adalah masker kain. Adapun masker medis hanya dapat digunakan sekali pakai dan tidak untuk dicuci kemudian dipakai kembali.
  2. Masker kain yang sudah digunakan selama 3-4 jam dicuci menggunakan air hangat dan deterjen. Air hangat dan deterjen dapat membunuh virus penyebab Covid-19.
  3. Jika ada mesin cuci, lebih baik dicuci menggunakan mesin cuci karena mesin cuci dapat membersihkan masker lebih bersih.

Daftar Pustaka

  • https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-mengenai-penggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june-20.pdf diakses pada 2 September 2020

Diskusi Online “Sapa Tokoh Rumah Bebas Asap Rokok Yogyakarta”

Berita TerbaruCOVID-19Press RilisUmumUncategorized Wednesday, 10 June 2020

Gerakan Rumah Bebas Asap Rokok (RBAR) yang diinisiasi oleh Proyek Quit Tobacco Indonesia (QTI) di bawah Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan dan Pusat Bioetika dan Humaniora Kesehatan FK-KMK UGM pada tahun 2009 membawa manfaat yang begitu besar terutama dalam memberikan perlindungan terhadap perokok pasif dan mendukung tercapainya salah satu indikator PHBS. Saat ini kegiatan tersebut sudah masuk sebagai salah satu program pemerintah khususnya Dinas Kesehatan. Pada tahun 2009 QTI menginisiasi 4 RW sebagai percontohan kegiatan RBAR dan hingga saat ini sudah berkembang menjadi lebih dari 230 RW yang sudah mendeklarasikan RW dengan RBAR. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya gerakan ini untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayahnya. Di Yogyakarta, kegiatan ini juga sudah dikembangkan oleh 4 Kabupaten lain, dimana lingkup kegiatan ada yang di tingkat RT dan ada juga di tingkat pedukuhan. Selain di Yogyakarta, kegiatan ini juga sudah banyak dikembangkan di kota dan kabupaten lain di Indonesia.

Momentum Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang selalu diperingati setiap tanggal 31 Mei sangat tepat untuk melakukan penguatan kembali terhadap kegiatankegiatan pengendalian tembakau yang telah dilakukan selama ini. Salah satu tujuan kampanye HTTS tahun 2020 yaitu membangun dukungan publik agar pemerintah melarang total iklan, promosi, dan sponsor rokok. Semakin berkembangnya gerakan RBAR di wilayah-wilayah tentunya akan semakin menguatkan dukungan publik
dalam hal pengendalian tembakau. Di tengah pandemi covid saat ini, promosi gerakan RBAR harus terus ditingkatkan mengingat banyak kegiatan bekerja dan belajar yang dituntut untuk dilakukan di rumah.

Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada yang membawahi Quit Tobacco Indonesia menyelenggarakan kegiatan diskusi online “Sapa Tokoh Rumah Bebas Asap Rokok Yogyakarta” pada rabu, 10 Juni 2020 pukul 10.00-12.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kembali gerakan yang sudah berlangsung lebih dari 10 tahun dan mendorong wilayah lain untuk mengadopsi gerakan RBAR.

Adapun pembicara dalam kegiatan ini adalah:

  1. Prof. Yayi Suryo Prabandari, M.Si.,Ph.D. (Koordinator Quit Tobacco Indonesia FK-KMK UGM)
  2. Eni Dwiniarsih, ST.,MM. (Kepala Bidang Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta)
  3. dr. Khairani Fitri (Kepala Puskesmas Wirobrajan)
  4. Rajwan Taufiq, S.I.P.,M.Si. (Camat Kotagede)
  5. Tri Handoko Putro (Tokoh RBAR Pakuncen)
  6. Slamet Mulyono (Tokoh RBAR Prenggan)
  7. Basuki Raharjo (Tokoh RBAR Demangan)

Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, MA (Ketua Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM)

Materi diskusi tersebut terlampir di bawah ini.

Materi Diskusi Online RBAR_Prof. Yayi

booklet rumah bebas asap rokok Indonesia

Salam Sehat,

Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan, FK-KMK UGM

Materi Seminar Kerentanan Perokok di Masa Pandemi COVID-19

Berita TerbaruCOVID-19Press RilisUmum Thursday, 30 April 2020

Guna meluruskan informasi hoaks yang berkembang di masyarakat terkait merokok dan COVID-19, Pusat Perilaku dan Peromosi Kesehatan FK-KMK UGM bekerja sama dengan Kanal Pengetahuan FK-KMK UGM menyelenggarakan webinar “Kerentanan Perokok di Masa Pandemi Covid-19” pada Kamis, 30 April 2020 dengan menghadirkan:

Pembicara:

  1. dr. Sumardi, Sp.PD,KP., FINASIM. (Pakar Penyakit Dalam Spesialis Paru FK-KMK UGM)
  2. Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. (Guru Besar Ilmu Perilaku dan Promkes FK-KMK UGM)

Pembahas :  I Made Kerta Duana, SKM.,MPH. (Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Pengda Bali)

Moderator:  Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, MA. (Ketua Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM)

Materi seminar tersedia di bawah ini

COVID-19 PADA PEROKOK-WEBINAR FKKMK APR2020

Komunikasi dan Bantuan Berhenti Rokok by Yayi FK KMK UGM

Mitos dan Fakta COVID-19 (Bagian 2)

Berita TerbaruCOVID-19Umum Tuesday, 21 April 2020

Panduan singkat ini diadaptasi dari artikel World Health Organization (Badan Kesehatan Dunia) berjudul “Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters serta Q&A on smoking and COVID-19″.

Mitos dan Fakta COVID-19 (Bagian 1)

COVID-19Umum Tuesday, 21 April 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berjemur Tidak Mematikan Virus Corona Tetapi Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

COVID-19Umum Sunday, 12 April 2020

Banyak salah kaprah di masyarakat kita bahwa virus corona atau dengan nama resmi SARS-CoV-2 akan mati jika kita berjemur di bawah sinar matahari. Masyarakat percaya bahwa panas sinar matahari akan mematikan virus corona, sehingga seseorang bisa terbebas dari Covid-19.

Pemahaman ini perlu diluruskan, karena faktanya berjemur di bawah sinar matahari tidak dapat membunuh virus corona (SARS-CoV-2).

Akan tetapi, berjemur di bawah sinar matahari, khususnya pagi hari, penting untuk meningkatkan produksi vitamin D3. Salah satu fungsi utama vitamin ini adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan mikroorganisme penyebab penyakit, salah satunya virus corona penyebab penyakit COVID-19.

Yuk, simak uraian berikut.

Sinar matahari diibaratkan seperti obat. Semua obat tentunya ada aturan minum/aturan pakai. Umumnya, aturan tersebut mencakup dosis, yaitu jumlah obat yang harus diminum, dan waktu untuk minum obat. Jika aturan minum obat tersebut diabaikan, misal jumlah obat yang diminum terlalu banyak atau waktu konsumsi obat tidak sesuai, maka obat justru akan berbahaya bagi tubuh bahkan bisa menyebabkan keracunan.

Nah, kembali ke topik sinar matahari. Seperti obat tadi, sinar matahari akan berdampak positif bagi kesehatan apabila berada pada dosis dan waktu yang tepat. Dosis yang dimaksud di sini adalah luas permukaan kulit yang terkena sinar matahari. Sedangkan waktu yang dimaksud adalah jam dan lama berjemur.

Tubuh yang terkena sinar matahari dengan intensitas terlalu tinggi (sangat panas) malah akan berdampak buruk pada tubuh seperti kulit terbakar, terkelupas bahkan dapat memicu terjadinya kanker kulit. Sebaliknya, berjemur dengan dosis dan waktu yang tepat akan sangat bermanfaat untuk kesehatan, di antaranya:

  • Membantu produksi vitamin D, khususnya vitamin D3, untuk meningkatkan kekebalan tubuh
  • Meningkatkan respon/kemampuan sel darah putih dalam melawan mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh salah satunya virus corona yang saat ini sedang mewabah.

Lalu, bagaimana anjuran dosis dan waktu berjemur yang baik agar berdampak positif pada kesehatan?

Masaatsu Miyauchi dan Hideaki Nakajima melakukan penelitian tahun 2016 dengan judul “Determining an Effective UV Radiation Exposure Time for Vitamin D Synthesis in the Skin Without Risk to Health: Simplified Estimations from UV Observations”. Dalam jurnal tersebut, dilakukan pengukuran terhadap 2 area permukaan kulit yang efektif terpapar sinar matahari yaitu:

  • Area kulit wajah dan punggung kedua tangan atau setara dengan luas 600 cm2
  • Area kulit wajah, punggung kedua tangan, bahu/punggung belakang, beberapa bagian lengan atau kaki atau setara dengan luas 1200 cm2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berjemur dimana hanya wajah dan punggung kedua tangan yang terkena matahari, lama berjemur sebaiknya 6-7 menit agar tubuh menghasilkan 10 µg vitamin D atau setara dengan 400 IU, jumlah vitamin D standar yang dibutuhkan oleh tubuh per hari (kebutuhan vitamin D berbeda setiap orang).

Apabila berjemur dengan area kulit yang lebih luas terkena matahari yakni wajah, punggung kedua tangan, bahu, beberapa bagian lengan dan kaki, maka waktu berjemur sebaiknya lebih pendek, yaitu 3-4 menit.

Dr. Arif Budiyanto, Ph.D.Sp.KK(K) dalam webinar Manajemen Klinis Cochrane Indonesia mengenai “Peran Sunlight, Vitamin D dan Modulasi Sistem Imun pada Covid-19” yang diselenggarakan oleh PKMK FK-KMK UGM pada April 2020 menganjurkan:

“Berjemur dilakukan pagi hari sebelum pukul 10 atau sekitar pukul 9 pagi selama 10-15 menit”.

Hal ini karena pada jam tersebut UV index Indonesia atau tingkat intensitas radiasi UVB berada dalam kategori rendah (kurang dari 3), sehingga manfaat berjemur lebih optimal dan efek samping seperti risiko kulit terbakar (sunburn) lebih sedikit.

Dr. Arif Budiyanto lebih lanjut menekankan bahwa kegiatan berjemur hanyalan salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Agar sistem kekebalan tubuh lebih optimal dalam melawan virus corona (SARS-CoV-2) maka tetap lakukan :

  1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik
  2. Pakai masker, terutama saat beraktivitas di luar rumah
  3. Lakukan social dan physical distancing yaitu jaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter
  4. Konsumsi makanan yang bersih, sehat dan bergizi

 

Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Salam sehat,

Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan, FK-KMK UGM

 

Referensi:

  • Miyauchi M, Nakajima H. Determining an Effective UV Radiation Exposure Time for Vitamin D Synthesis in the Skin Without Risk to Health: Simplified Estimations from UV Observations. Photochem Photobiol. 2016;92(6):863–869. doi:10.1111/php.12651
  • Oonincx DGAB, van Keulen P, Finke MD, Baines FM, Vermeulen M, Bosch G. Evidence of vitamin D synthesis in insects exposed to UVb light. Sci Rep. 2018;8(1):10807. doi:10.1038/s41598-018-29232-w
  • The Independent Advisory Group on Non-ionising Radiation (AGNIR). Ultraviolet Radiation and Vitamin D: the Effects on Health. https://www.gov.uk/government/publications/ultraviolet-radiation-and-vitamin-d-the-effects-on-health
  • World Health Organization. Coronavirus disease 2019/Advice for public/Myth busters. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters

Dukungan Kesehatan Mental Tenaga Medis Terkait Covid-19

COVID-19Tenaga Medis Friday, 3 April 2020

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah mengeluarkan pedoman kesehatan mental selama wabah covid-19 dengan judul  “Mental Health and Psychosocial Considerations During COVID-19 Outbreak”. 

Guna memudahkan, tim Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM menyajikan pedoman tersebut dalam bentuk praktis berbahasa Indonesia.

Pedoman dapat diunduh pada link berikut: CHBP kesehatan mental tenaga medis

Semoga bermanfaat,

Salam sehat!

Dukungan Kesehatan Mental Masyarakat Terkait COVID-19

COVID-19Umum Friday, 3 April 2020

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah mengeluarkan pedoman kesehatan mental selama wabah covid-19 dengan judul  “Mental Health and Psychosocial Considerations During COVID-19 Outbreak”. 

Guna memudahkan masyarakat, tim Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM menyajikan pedoman tersebut dalam bentuk praktis berbahasa Indonesia.

Pedoman dapat diunduh pada link berikut: CHBP kesehatan mental populasi

Semoga bermanfaat,

Salam sehat!

Dukungan Kesehatan Mental Lansia Terkait COVID-19

COVID-19Umum Friday, 3 April 2020

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah mengeluarkan pedoman kesehatan mental selama wabah covid-19 dengan judul  “Mental Health and Psychosocial Considerations During COVID-19 Outbreak”. 

Guna memudahkan masyarakat, tim Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM menyajikan pedoman tersebut dalam bentuk praktis berbahasa Indonesia.

Pedoman dapat diunduh pada link berikut:  CHBP Kesehatan mental lansia

Semoga bermanfaat,

Salam sehat!

12

Berita Terakhir

  • Pelatihan Peningkatan Keterampilan Komunikasi Kader Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) Kelurahan Tegalrejo
  • Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan Jiwa dalam Upaya Mencapai Ketangguhan Jiwa
  • Strategi Percepatan Vaksinasi COVID-19
  • PENCAPAIAN PENURUNAN PREVALENSI PEROKOK ANAK PADA TARGET RPJMN 2024
  • Fenomena Iklan Rokok di Media Sosial. Bagaimana Pengaruhnya?
Universitas Gadjah Mada

PUSAT PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN

FK-KMK UGM

Gedung Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM Lantai 3
Jalan Medika No. 1, Sekip Utara  Yogyakarta, Indonesia, 55581

Email: chbp@ugm.ac.id

Website: chbp.fk.ugm.ac.id

Instagram: chbp_fkkmk

Telp: 0813 2904 0840

 

© Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY