Pusat perilaku dan Promosi Kesehatan bersama dengan Pokja Puskesmas FK-KMK UGM mengadakan Annual Scientific Meeting (ASM) pada tanggal 20-21 April 2021 bertemakan “Peran Strategis Puskesmas dalam Membangun Literasi Publik dan Tenaga Kesehatan Selama Pandemi”. ASM ini diadakan sebagai rangkaian kegiatan lustrum XV FK-KMK UGM. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui zoom cloud meeting dengan total peserta lebih dari 160 orang.
ASM sesi pertama mengambil topik “Inisiatif puskesmas untuk meningkatkan literasi dan aksi kesehatan dalam merespon pandemi COVID-19 di masyarakat”. Narasumber dalam sesi ini adalah Baequni Boerman, S.K.M., M.Kes., Ph.D. (Ketua IAKMI DKI Jakarta) dan Muhammad Agus Priyanto, S.K.M., M.Kes. (Kasie Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan DIY).
Baequni Boerman, S.K.M., M.Kes., Ph.D. mengatakan bahwa penanggulangan COVID-19 perlu menggunakan gerakan akar rumput. Puskesmas berperan di sisi hulu dengan melibatkan masyarakat melalui pembentukan RW/kelurahan siaga. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Muhammad Agus Priyanto, S.K.M., M.Kes. RW/kelurahan siaga akan membantu puskesmas dalam tracing dan testing serta treatment isolasi mandiri keluarga. RW/kelurahan siaga juga berfungsi dalam meminimalkan stigma karena COVID-19 dan menguatkan solidaritas sosial dan budaya gotong royong. Dalam kaitannya dengan banyaknya informasi hoaks selama pandemi, RW/kelurahan siaga dapat membantu dalam meningkatkan literasi kesehatan dengan melakukan edukasi ke masyarakat. Informasi kesehatan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial yang dimiliki oleh instansi kesehatan. Misalnya, instansi kesehatan dapat mengadakan lomba pasar siaga COVID-19 atau lomba vlog dan liputan terkait dengan COVID-19 untuk masyarakat melalui instagram.
Dalam upaya melindungi masyarakat dari penyebaran COVID-19 petugas puskesmas juga perlu terlindungi dan aman dari penularan COVID-19. Oleh karena itu, topik untuk ASM sesi kedua adalah “Inisiatif kepala puskesmas dalam membangun keamanan tenaga kesehatan dari penularan COVID-19” dengan narasumber Cahya Prihantana, S.K.M., M.P.H. dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, DIY dan dr. Veronika Evita, M.P.H., kepala Puskesmas Mlati II, Sleman.
Dinas Kesehatan Sleman menetapkan langkah strategis dalam pengendalian COVID-19 melalui inovasi “Candak Mas COVID”, yang merupakan singkatan dari cari dan kendalikan masalah COVID-19. Cahya Prihantana, S.K.M., M.P.H mengatakan bahwa Candak Mas COVID dilakukan dengan “SAMI MOCO” (surveilans aktif mencari informasi, menemukan dan obati kasus COVID-19), layanan hotline COVID-19 dan meningkatkan pelayanan kesehatan dari pelayanan kesehatan primer, fasilitas rujukan dan membangun 2 fasilitas darurat COVID-19 serta penanganan jenazah pasien COVID-19. Upaya promosi kesehatan juga dilakukan melalui “Cita Mas Jajar” (cuci tangan, masker dan jaga jarak).
Pengendalian COVID-19 di puskesmas sebagai fasilitas kesehatan primer penting dilakukan untuk mencegah penularan dari sesama tenaga kesehatan atau antara tenaga kesehatan dengan masyarakat yang mengunjungi puskesmas. Dukungan Dinas Kesehatan Sleman dalam melindungi tenaga kesehatan dari penularan COVID-19 dilakukan dengan menjamin ketersediaan alat pelindung diri (APD), vaksinasi, kebijakan isolasi mandiri untuk tenaga kesehatan yang terkonfirmasi atau pun kontak erat dengan pasien COVID-19 dan penguatan penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
Penerapan perlindungan tenaga kesehatan oleh puskesmas dilakukan melalui berbagai upaya. Puskesmas Mlati II melakukan upaya untuk menjaga tenaga kesehatan dari penularan COVID-19 melalui 5 cara, yaitu: 1) secara administrasi dengan membatasi jam layanan, skrining petugas dan membentuk tim pengendalian COVID-19, 2) modifikasi layanan dengan mengubah layanan yang mendukung penerapan protokol kesehatan, 3) eliminasi, yaitu dengan meniadakan untuk sementara layanan di poli gigi dan tidak memperbolehkan pasien rawat inap dikunjungi, 4) substitusi dengan memanfaatkan teknologi di dalam pelayanan kesehatan, misalnya pendaftaran melalui WhatsApp dan layanan inovatif untuk ibu hamil dan pencegahan stunting melalui program “Mami Cantik” (manfaatkan media informasi chating untuk pemantauan kehamilan dan kelahiran) dan “seribu chating” (sebarkan informasi melalui chating untuk mencegah stunting), serta 5) puskesmas menjamin kecukupan APD untuk tenaga kesehatan. Puskesmas membuat ruangan untuk menggunakan dan melepas APD, serta area dekontaminasi petugas.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam mengatasi permasalahan akibat COVID-19 bisa dan sudah melakukan berbagai upaya inovatif untuk melindungi masyarakat. Namun, penanganan COVID-19 juga memerlukan keterlibatan masyarakat melalui gerakan akar rumput dan dukungan dinas kesehatan untuk mempercepat penanggulangan permasalahan akibat COVID-19. Semua upaya yang sudah dilakukan ini dapat menjadi pembelajaran dan perbaikan ke depan dalam mengatasi permasalahan kesehatan.
Materi kegiatan ASM dapat diunduh disini
Dokumentasi kegiatan ASM dapat diunduh disini
Penulis: Ifa Najiyati
Editor: Jusniar Dwi Rahaju