Pada tahun 2016, sekitar 71 %penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) dan sebagian besar kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah (WHO, 2018). Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan untuk menanggulangi PTM, salah satunya Posbindu PTM. Program Posbindu PTM ini telah berjalan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk DIY. Beberapa elemen deteksi dini di Posbindu dapat dilakukan secara mandiri. Deteksi dini yang potensial untuk dilakukan secara mandiri adalah terkait riwayat penyakit, perilaku kesehatan, dan pengukuran antropometri sederhana seperti indeks masa tubuh. IMT hanya memerlukan berat badan dan tinggi badan. Selain IMT, lingkar pinggang juga merupakan pengukuran antropometri sederhana yang dapat dilakukan. Deteksi dini mandiri dapat dilakukan oleh anggota keluarga ke anggota keluarga lain. Meskipun pengukuran pengukuran ini sederhana, masih banyak warga yang belum mengetahui manfaat pengukuran-pengukuran tersebut, belum memiliki keterampilan dalam melakukan pengukuran, maupun belum memiliki alat untuk melakukan pengukuran.
Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan ( Center of Healtth Behavior and Promotion, CHBP) FK-KMK UGM berkomitmen untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam prevensi PTM, termasuk untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri. Kegiatan “Pelatihan Deteksi Dini Risiko Penyakit Tidak Menular secara Mandiri untuk Penguatan Posbindu pada Masa Pandemi di Kelurahan Tegalrejo Kota Yogyakarta” adalah salah satu bukti komitmen CHBP untuk pengandalian PTM. Kelurahan Tegalrejo adalah salah kelurahan yang telah memiliki kegiatan Posbindu di lingkungannya. Salah satu Posbindu di daerah ini, yaitu Posbindu RW 02 telah mampu beradaptasi dengan pandemi COVID-19, dibuktikan dengan perolehan penghargaan sebagai “Posbindu Berprestasi Pendampingan Humanity & Inclusion (Aktif Di Masa Pandemi)”. Pelaksanaan Posbindu masih mengandalkan sistem berkumpul di suatu tempat dan dilakukan pengukuran oleh kader. Momentum COVID-19 ini dapat dipergunakan untuk mulai mengenalkan deteksi dini yang dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Selain bermanfaat untuk masyarakat, deteksi dini secara mandiri juga dapat memperluas cakupan Posbindu.
Program “Pelatihan Deteksi Dini Risiko Penyakit Tidak Menular secara Mandiri untuk Penguatan Posbindu pada Masa Pandemi di Kelurahan Tegalrejo Kota Yogyakarta” dilaksanakan pada bulan April-November 2021. Kegiatan pertama program adalah koordinasi tim dan mitra, pengenalan program, dan targeted assessment. Hasil kegiatan pertama tersebut selanjutnya diformulasikn untuk program pelatihan deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri. Sasaran pelatihan ini adalah tokoh masyarakat, kader kesehatan, serta anggota PKK dan dasawisma. Kegiatan ini dilakukan dengan cara luring bertempat di rumah Ketua RW 02 Tegalrejo. Narasumber dari pelatihan ini adalah dosen dari FKKMK UGM. Setelah pelatihan, sebesar 47% dari seluruh kader mengalami peningkatan pengetahuan terkait posbindu PTM, deteksi dini PTM, dan juga CERDIK.
Pada pertemuan ini, tim juga memberikan hands on experience kepada warga untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri, terutama untuk menentukan IMT dan juga menghitung IMT normal. Penggunaan pita ukur lingkar pinggang dengan penghitung IMT adalah hal baru bagi warga sehingga materi ini disambut dengan antusias. Pemberian alat ukur juga dirasa sesuai karena hanya 6 orang kader yang memiliki pengukur berat badan, 3 kader memiliki pengukur lingkar pinggang dari meteran jahit, serta satu kader yang memiliki tensimeter pribadi.Fasilitator pelatihan ini adalah tim pengabdian yang didampingi oleh petugas puskesmas setempat yaitu Puskesmas Tegalrejo.
Selain pelatihan, CHBP juga menyusun video tentang “CERDIK”, sebuah gerakan untuk prevensi PTM, dan deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri. Video ini kemudian diputarkan kepada warga saat pertemuan luring. Warga kemudian dapat bertanya terkait deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri maupun materi video. Video kemudian juga diupload ke Youtube dan disebarkan lewat sosial media yang dimiliki CHBP FK-KMK UGM kepada warga RW 02 Tegalrejo dan juga khalayak umum.
Program pelatihan deteksi dini PTM dapat menjadi salah satu alternatif untuk menjawab tantangan terkait berhentinya kegiatan Posbindu PTM akibat pandemi. Materi video yang diberikan dapat membantu kader memberikan pengetahuan kepada warganya terkait PTM dan deteksi dini di rumah. Salah satu rencana pengembangan program ini adalah dengan memperluas program ke tempat lain. Perluasan kegiatan dimulai dengan penyusunan modul untuk pelaksanaan kegiatan yang sama berdasarkan literatur dan pengalaman RW 02 Kel. Tegalrejo. PTM adalah sebuah masalah kesehatan yang memerlukan kerja sama seluruh elemen masyarakat, dan Posbindu adalah kesempatan untuk bekerja bersama.