Setiap tanggal 14 November diperingati Hari Diabetes Sedunia. Menurut International Diabetes Federation (2019), 1 di antara 11 orang dewasa usia 20 – 79 tahun di seluruh dunia terkena diabetes (sekitar 463 juta orang) namun ternyata 1 dari 2 orang dewasa yang terkena diabetes tidak sadar bahwa dia terkena diabetes (232 juta orang).
Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 menunjukkan bahwa angka kejadian diabetes yang sesuai dengan definisi dari Konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) tahun 2011 pada penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun meningkat dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,3% di tahun 2018. Bahkan jika menggunakan definisi diabetes dari Perkeni tahun 2015 maka angka kejadian diabetes tahun 2018 pada penduduk Indonesia ≥ 15 tahun adalah 10,9%.
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai penyakit metabolisme dengan karakteristik kadar gula tinggi pada darah karena kelainan sekresi dan/atau kerja insulin (Perkeni, 2019).
Diabetes melitus sendiri dibagi menjadi 2 tipe: diabetes melitus tipe 1 yang biasa terjadi pada anak-anak akibat kelainan produksi insulin dan diabetes melitus tipe 2 yang biasa terjadi pada orang dewasa akibat kelainan kerja insulin. Artikel ini akan lebih terfokuskan membahas DM tipe 2.
Penyakit ini bukan hanya sekadar peningkatan kadar gula di dalam darah, melainkan juga meningkatkan risiko terjadinya banyak penyakit lain seperti:
1. Retinopati diabetik
Kerusakan retina mata akibat gula darah tinggi dan dapat menyebabkan kebutaan.
2. Nefropati diabetik
Gagal ginjal akibat diabetes dan merupakan penyebab utama gagal ginjal stadium akhir (Perkeni, 2019).
3. Kaki diabetik
jika kaki mengalami luka, sering tidak terasa sakit (karena ada masalah di sarafnya) dan jika kaki mengalami luka maka, lebih sulit untuk sembuh
4. Penyakit-penyakit akibat infeksi
Diabetes melitus meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit akibat infeksi seperti tuberkulosis, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi jaringan lunak dan kulit, serta infeksi jaringan rongga mulut. Hal ini disebabkan karena darah penderita diabetes mengandung gula yang lebih tinggi sehingga makin bagus untuk pertumbuhan bakteri dan menurunkan sistem kekebalan tubuh (Perkeni, 2019).
Diabetes adalah penyakit tidak menular (PTM) yang dapat dicegah. Pencegahan paling efektif dari diabetes melitus tipe 2 adalah dengan menghindari faktor risiko yang dapat diubah seperti:
- Berat badan berlebih (indeks massa tubuh ≥ 23 kg/m2)
- Aktivitas fisik yang kurang
- Tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg)
- Kadar kolesterol tinggi dalam darah [HDL (kolesterol baik) kurang dari 35 mg/dL dan/atau trigliserida lebih dari 250 mg/dL]
- Pola makan tidak sehat yaitu banyak mengonsumsi glukosa dan rendah serat. Contoh: minuman dengan banyak pemanis dan nasi dengan porsi berlebihan.
Mari kita mencegah terkena diabetes dengan menjaga agar berat badan tidak berlebih, memperbanyak aktivitas fisik, mengendalikan tekanan darah serta kadar kolesterol untuk tetap normal, membatasi konsumsi gula tidak lebih 4 sendok makan per hari, dan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat. Bagi yang sudah mendapat diagnosis diabetes harus rutin kontrol dan mengikuti semua saran dokter untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
Daftar Pustaka
- International Diabetes Federation. (2019) IDF Diabetes Atlas, 9th edn. https://www.diabetesatlas.org diakses 13 November 2020
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama Riskesdas Tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf diakses 13 November 2020
- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2019). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2020/07/Pedoman-Pengelolaan-DM-Tipe-2-Dewasa-di-Indonesia-eBook-PDF-1.pdf diakses 13 November 2020