Setiap tanggal 29 Oktober diperingati sebagai Hari Stroke Sedunia. Menurut Kementerian Kesehatan:
Stroke adalah kondisi atau kumpulan gejala yang terjadi akibat gangguan pasokan darah ke otak. Gangguan pasokan darah dapat terjadi karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian pada sebagian sel-sel di otak. Stroke adalah penyakit tidak menular (PTM) yang mengurangi kualitas hidup penderitanya secara drastis.
Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2018 mencatat bahwa 1,09% penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun terkena stroke.
Faktor risiko stroke yang sering terjadi adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol, kadar kolestrol tinggi dalam darah, gula darah tinggi (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, merokok, kegemukan, dan kurang aktivitas fisik. Menghindari faktor risiko adalah cara tepat untuk mencegah terkena stroke.
Seringkali stroke muncul secara mendadak. Semakin cepat kita mengenali gejalanya dan membawanya ke unit gawat darurat rumah sakit, harapan untuk pulih dan tidak mengalami disabilitas permanen lebih besar. Jika kita terlambat membawa orang yang mengalami stroke ke rumah sakit, risiko kematian atau disabilitas permanen menjadi semakin tinggi.
Kementerian Kesehatan telah mengembangkan panduan untuk mempermudah menghafal gejala stroke, yaitu melalui slogan “SeGeRa Ke RS”.
- Senyum tidak simetris (mencong ke salah satu sisi seperti kanan atau kiri), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
- Gerak separuh tubuh melemah tiba-tiba.
- Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata.
- Kebas, baal, atau kesemutan separuh tubuh.
- Rabun pandangan satu mata kabur terjadi tiba-tiba.
- Sakit kepala hebat tiba-tiba.
Kementerian Kesehatan juga mengembangkan panduan gaya hidup sehat yang bertujuan untuk mencegah penyakit stroke dan penyakit tidak menular lainnya. Panduan tersebut dirangkum dalam slogan CERDIK.
- Cek kesehatan secara berkala
Masyarakat yang mengalami hipertensi, diabetes, dan/atau kolesterol tinggi harus rutin berobat dan kontrol ke dokter untuk mencegah komplikasi berupa stroke dan/atau penyakit tidak menular lainnya.
- Enyahkan asap rokok
Masyarakat sangat dianjurkan untuk tidak menjadi perokok aktif, dan menghindari paparan asap rokok orang lain.
- Rajin aktivitas fisik/olahraga
Masyarakat dianjurkan berolahraga 30 menit dalam sehari dengan frekuensi 3-5 kali dalam setiap pekan.
- Diet sehat dan seimbang
Masyarakat dianjurkan membatasi konsumsi gula tidak lebih dari 4 sendok makan, garam tidak lebih dari 1 sendok teh , dan lemak/minyak tak lebih dari 5 sendok makan per hari per orang.
- Istirahat cukup
Masyarakat dewasa disarankan untuk tidur dengan durasi yang cukup, yaitu 7-8 jam per hari.
- Kelola stres
Masyarakat dapat mengelola stres dengan memperbanyak relaksasi, rekreasi, bercengkerama dengan orang lain, dan berpikiran positif.
Daftar Pustaka
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf diakses 27 Oktober 2020
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Kenali slogan ‘SeGeRa Ke RS’ untuk mengetahui gejala dan tanda-tanda Stroke. Jakarta: Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/kenali-slogan-segera-ke-rs-untuk-mengetahui-gejala-dan-tanda-tanda-stroke diakses 27 Oktober 2020
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). CERDIK, Rahasia Masa Muda Sehat dan Masa Tua Nikmat! Jakarta: Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat https://promkes.kemkes.go.id/cerdik-rahasia-masa-muda-sehat-dan-masa-tua-nikmat diakses 3 Oktober 2020