Guna mengembangkan Grand Desain Promosi Kesehatan DIY yang dapat diimplementasikan dengan baik di masyarakat, Dinas Kesehatan DIY menyelenggarakan kegiatan sosialisasi perumusan Grand Desain Promkes DIY. Mengusung visi “Budaya Sehat Yang Mengakar Dalam Keistimewaan DIY, rumusan grand desain promkes DIY yang telah disusun oleh tim ahli berusaha menyasar tiga tingkat intervensi yakni masyarakat, organisasi dan pemegang kebijakan. Di tingkat masyarakat, prinsip strategi yang dikembangkan yakni meningkatkan kemampuan masyarakat berdaya dan berkarakter sehat. Fokus utama di tingkat organisasi adalah pengembangan visi budaya sehat dilakukan dengan memastikan upaya preventif dan promotif dalam setiap organisasi dan di tingkat pemegang kebijakan, perlu dilakukan pengembangan kebijakan berwawasan kesehatan dan berbasis bukti.
Sosialisasi berlangsung selama dua jam yang terdiri dari sesi pemaparan materi dan sesi diskusi oleh PT INSPECT Multi Konsultan selaku tim yang ditunjuk untuk melaksanakan penyusunan Grand Design Promosi Kesehatan ini oleh Dinas Kesehatan DIY. Dengan dihadiri oleh 37 orang peserta, kegiatan dibuka langsung oleh drg. Inni Hikmatin, M.Kes selaku Kabid Kesmas Dinkes DIY. Pemaparan materi rumusan grand desain secara rinci dijelaskan oleh Dra. Retna Siwi Padmawati, MA selaku tim penyusun grand desain promosi kesehatan DIY. Kegiatan yang bertempat di Ruang Kerja Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan DIY ini kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pada sesi ini, seluruh peserta dapat berpartisipasi aktif dalam menanggapi rumusan grand desain yang dipaparkan oleh pemateri.
Foto Suasana Sosialisasi Perumusan Grand Desain Promosi Kesehatan DIY
(21/1/2016)
Selama sesi diskusi berlangsung, para peserta yang terdiri dari perwakilan bidang-bidang Dinas Kesehatan DIY, perwakilan Dinas Kesehatan dari kabupaten/ kota, serta konsultan dari Universitas Gadjah Mada antusias dan bersemangat memberi masukan sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki. Drg. Inni Hikmatin, M.Kes, mengungkapkaan, “Grand Desain bukan hanya untuk sie Promkes saja, namun menyeluruh untuk promosi kesehatan pada semua bidang. Sehingga grand desain promkes perlu diterjemahkan oleh semua sektor sesuai dengan permasalahan yang ditemukan”.
Sedangkan menurut Drg. Daryanto Chadorie selaku Kabid P2MK Dinkes DIY menuturkan persetujuannya terkait grand design, terutama untuk mampu mensinergikan dan memanfaatkan semua program yang ada dalam rangka mendukung jalannya promkes sehingga upaya preventif benar-benar maksimal.
Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D sebagai peserta diskusi juga menyarankan akan pentingnya pemanfaatan data yang tersedia untuk mendukung promkes. Sangat penting bagi Dinkes DIY merangkul semua perguruan tinggi kesehatan untuk bersama-sama mensukseskan program kesehatan yang ada. Di penghujung sesi diskusi, seluruh peserta sependapat bahwa “Jogja perlu mengawali bahwa promkes itu tidak hanya sekedar cetak media, namun lebih luas tupoksinya sebagai fasilitator kesehatan juga sebagai advokator kesehatan”.